Jakarta -Kementerian Energi Sumber Daya Mineral
(ESDM) mencatat ada 6 pabrik pemurnian mineral (smelter) nikel yang
siap produksi tahun ini dan tahun depan sebanyak 5 smelter. Total nilai
investasi smelter mencapai US$ 1,9 miliar atau kurang lebih Rp 22,8
triliun.
"Hasil observasi kita terhadap nikel saja PT Sambas Mineral Mining, PT Macika Mineral Industry, PT Karya Tama Konawe Utara, PT Bintang Delapan, PT Fajar Bakti Lintas Nusantara, PT Gebe Sentra Nikel," kata Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba) Kementerian ESDM, R Sukhyar, di kantornya, Tebet, Jakarta, Selasa (10/2/2015).
"Hasil observasi kita terhadap nikel saja PT Sambas Mineral Mining, PT Macika Mineral Industry, PT Karya Tama Konawe Utara, PT Bintang Delapan, PT Fajar Bakti Lintas Nusantara, PT Gebe Sentra Nikel," kata Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba) Kementerian ESDM, R Sukhyar, di kantornya, Tebet, Jakarta, Selasa (10/2/2015).
- PT Sambas Mineral Mining feronikel kapasitas 1.000 ton per bulan investasinya US$ 10 juta.
- PT Macika Mineral Industry produksi 53.680 ton per tahun feronikel, investasinya US$ 61 juta untuk 3 line.
- PT Karyatama Konawe Utara, produksi nikel pig iron (NPI) kadar 8-10% nikel 50.000 ton per tahun, investasi US$ 45 juta.
- PT Bintang Delapan, produksi NPI, US$ 635 juta
- PT Fajar Bakti, produksi NPI, investasi Rp 200 miliar.
- PT Gebe Sentra Nikal, produksi pure nikel logam murni, 6.000 ton nikel, investasi US$ 150 juta.
Selain itu, PT Antam melakukan ekspansi smelter mencapai 9.000 ton
feronikel. Sedangkan pada tahun berikutnya pada 2016, ada 5 perusahaan
nikel antara lain:
- PT Jilin Metal, investasinya US$ 270 juta produksi feronikel.
- PT PAM Metalindo US$ 100 juta.
- PT Mekongga, NPI, US$ 25 juta.
- PT Angfang Brothers US$ 18 juta.
- PT Bima Cakra Perkasa investasinya Rp 719 miliar produksi NPI 120.000 ton.
"Jadi total semua tahun ini dan tahun depan US$ 1,9 miliar," katanya.
(hen/ang)
Selasa, 10/03/2015 20:18 WIB